3 Suku di Indonesia dengan Tradisi Unik

Terlepas dari dunia baru yang kita diami saat ini, beberapa suku aneh di seluruh dunia masih merangkul dan mempraktikkan budaya khas yang mereka percaya, termasuk di Indonesia. Banyak dari suku-suku ini menjalani kehidupan yang terpencil, mereka tidak tertarik pada bagian dunia yang lain, dan mungkin itulah yang mereka lakukan untuk menjaga tradisi lama mereka dari kepunahan.

Umumnya suku yang memiliki tradisi unik dan aneh ini tersembunyi di sudut-sudut bumi yang paling dalam dan sangat terpencil. Mereka juga masih memakai alat berburu tradisional, kebiasaan, pakaian, sampai tradisinya yang masih tetap terjaga walaupun sudah ketinggalan zaman


Pasola – Sumatera Barat

Pasola adalah bagian dari rangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumba penganut agama asli yang disebut Marapu.

Sola artinya Tombak/Lembing, sedangkan Tombaknya dari bahan kayu pilihan, bukan dari bahan besi. Ujung tombak berdiameter 1,5 cm biasanya tumpul, tidak boleh tajam.

Ketika perhelatan Pasola digelar tombak – tombak kayu ini akan berterbangan di udara mencari korban atau lawan.Perhelatan Pasola di Sumba hanya terjadi setahun sekali dan tidak terjadi pada tanggal yang sama.

Tombak – tombak yang terbuat dari kayu dilempar sekuat tenaga dengan berbagai teknik alamiah oleh Penunggang Kuda. Sambil berlari di lapangan terbuka (tempat keramat untuk pasola setiap tahun) dan disaksikan ribuan penonton di sekeliling lapangan dengan sorak sorai dalam bahasa-bahasa adat Sumba terjadi perang tombak antara para lelaki dari kampung berbeda.


Bantengan – Banyuwangi

Kesenian rakyat Bantengan berasal dari Kecamatan Pacet tepatnya di desa Made yang dahulunya merupakan desa yang berdekatan dengan lereng Gunung Welirang. Konon kawasan hutan tersebut banyak hidup bermacam-macam hewan liar termasuk diantaranya Banteng yang saat ini sudah punah.

Pada saat itu, seorang penduduk desa Made yang bernama Paimin tengah memasuki hutan dan mendapatkan seonggok kerangka Banteng yang masih lengkap. Kerangka Banteng itu dengan susah payah dibawah pulang dan dibersihkan kemudian ditempatkan di salah satu tempat rumahnya. Dari kejadian itu Paimin mendapat inspirasi untuk mengenang satwa Banteng dengan sebuah atraksi Atraksi itu dimainkan dua orang, 1 orang didepan memainkan kepala dan sekaligus sebagai kaki depan dan 1orang dibelakang sebagai pinggul sekaligus sebagai kaki belakang. Antraksi gerakannya menggambarkan, gerakan - gerakan dan sikap banteng sewaktu sedang berkelahi. Untuk menyemarakkan atraksi itu dilengkapi dengan musik terbang dan jidor. Dalam atraksi ditampilkan banteng sedang berlaga dengan satwa lain seperti harimau, kera dab burung bahkan mulai dikembangkan dengan kesenian pencak silat dan barongsai.


Potong Jari – Papua

Tradisi Potong Jari merupakan tradisi ekstrem yang dilakukan oleh beberapa suku dari Wamena di Provinsi Papua. Setiap terdapat anggota keluarga yang meninggal maka anggota keluarga yang masih hidup akan memotong satu ruas jarinya sebagai bentuk rasa kehilangan. Kini Tradisi Potong Jari sudah mulai ditinggalkan karena dianggap terlalu berbahaya.