5 Suku Terbesar yang Mendiami Papua

Papua adalah salah satu provinsi di nusantara yang terletak di ujung timur. Sebelum dikenal dengan sebutan Papua, daerah ini dulu bernama Irian Jaya.

Perubahan nama dilakukan pada tahun 2003 lalu, setelah Irian Jaya dibagi menjadi dua provinsi yaitu bagian barat tetap menggunakan Papua, sementara bagian barat pulau diberi nama Papua Barat.

Nama Papua ini ternyata berasal dari bahasa Melayu yang artinya “rambut keriting”. Hal ini merujuk pada gambaran fisik masyarakat di suku-suku Papua, yang kebanyakan memang berambut keriting.

Tanah Papua dikenal memiliki keragaman, baik dari segi budaya maupun alamnya. Masyarakat Papua masih menjaga tradisi, serta adat istiadat yang sudah turun temurun dari nenek moyang mereka.

Di daerah dengan luas 49.128 km² ini, tinggal beberapa suku besar, diantaranya Suku Amungme, Suku Dani, hingga Suku Asmat. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai 5 suku terbesar yang mendiami wilayah Papua. Baca sampai akhir, ya!

1. Suku Amungme

Suku Amungme adalah suku asli Papua yang masih mempertahankan cara hidup tradisional, misalnya dalam tradisi pertanian berpindah, dan berburu.

Dalam komunikasi sehari-hari dengan masyarakat sesama suku, Suku Amungme menggunakan bahasa Uhunduni, yang terbagi menjadi beberapa dialek, di antaranya Amung, Damal, dan Enggipilu.

Masyarakat Amungme mendirikan rumahnya di atas tiang-tiang kayu, dengan atap alang-alang atau daun rumbia (sagu), biasanya mereka hidup secara berkelompok, dimana setiap kelompok terdiri atas 5-10 rumah tangga.

Masyarakat suku ini masih mempunyai budaya yang unik yang masih dilestarikan hingga saat ini, salah satunya adalah pakaian tradisional mereka. Dimana perempuan dalam suku menggunakan pakaian berupa rok atau cawat, yang terbuat dari serat kulit kayu. Sementara itu, laki-laki memakai koteka, yang dibuat dari kulit buah labu yang telah dikeringkan.

Suku bangsa Amungme yang akrab disebut dengan Amui atau Hamung, kebanyakan tinggal di wilayah Pegunungan Jayawijaya. Mereka ini adalah penduduk asli yang mendiami kawasan di area sekitar penambangan PT. Freepot. Namun setelah pendirian tambang tersebut, masyakat Suku Amungme menjadi tersingkir dair tanah nenek moyang mereka, bahkan mereka harus meninggalkan wilayah yang kaya akan emas dan sumber daya alam itu.

2. Suku Asmat

Suku Asmat adalah suku yang mendiami Papua di bagian selatan, yaitu di sekitar sungai-sungai besar, seperti Aswets, Pomats, Undir, dan Bets. Suku Asmat ini terkenal dengan ukiran kayunya, yang unik.

Masyarakat suku ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu Suku Asmat yang mendiami wilayah pesisir dan masyarakat yang tinggal di pedalaman hutan. Cara hidup kedua bagian suku ini sangat berbeda. Yang tinggal di pesisir kebanyakan bekerja sebagai nelayan, sementara yang tinggal di pedalaman hutan bekerja sebagai petani dan pemburu hewan liar.

3. Dani (Ndani)

Masyarakat suku Dani hidup di pedalaman Papua, tepatnya di dataran tinggi Pegunungan Jayawijaya bagian tengah. Pemukiman masyarakat suku ini umumnya berada di sekitar hulu sungai besar, seperti sungai Memberamo.

Asal-usul suku ini masih belum diketahui secara pasti, tapi banyak yang berasumsi bahwa masyarakat suku Dani adalah bukti dari adanya gelombang awal perpindahan manusia dari daratan Asia, pada ribuan tahun yang lalu.

Bahasa yang digunakan oleh suku Dani mirip dengan rumpun bahasa Melanesia dan Pasifik Barat, serta terbagi menjadi dua dialek, yaitu dialek Dani Barat (bahasa Lanny) dan dialek Dani Lembah Besar (Dani Baliem).

Pakaian asli suku Dani sangat minim. Laki-laki hanya perlu menutupi kemaluannya dengan kulit labu air yang sudah kering. Sementara itu, wanitanya hanya memakai rok dari untaian serat rumput.

4. Suku Korawai

Suku Korowai dikenal akan keunikannya, yaitu tinggal di rumah–rumah pohon. Mereka tinggal di atas rumah pohon setinggi 15 hingga 50 meter.

Tujuan rumah di atas pohon agar terhindar dari binatang buas dan juga gangguan dari roh jahat. Suku ini juga takut terhadap serangan “laleo” atau iblis yang kejam. Suku Korowai mendiami wilayah Kaibar, Kabupaten Mappi, Papua.

Populasi mereka saat ini diperkirakan mencapai 3000 orang. Menariknya, hingga 1970 masyarakat Suku Korowai tidak mengetahui keberadaan manusia lain selain kelompok mereka. Sehingga, masyarakat suku ini menganggap mereka adalah satu–satunya manusia yang hidup di bumi ini.

5. Suku Muyu

Suku Muyu merupakan salah satu suku di Papua yang kebanyakan tinggal di daerah sekitar Sungai Muyudi sebelah Timur Laut Merauke.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Muyu. Orang Muyu juga menyebut dirinya dengan istilah “Kati” yang berarti manusia sesungguhnya. Meskipun tinggal di pedalaman, alat tukar yang mereka gunakan adalah kulit kerang (ot) dan gigi anjing (mindit).

Sistem barter barang – barang dalam Suku Muyu masih ada sampai sekarang. Masyarakat Suku Muyu juga dikenal pekerja keras dan memiliki tekad yang kuat. Ciri ini masih dimiliki orang – orang Muyu sampai saat ini.

Suku Muyu dianggap sebagai suku pedalaman yang paling pintar. Mereka menduduki mayoritas posisi penting dalam struktur birokrasi di Boven Digoel.

Itulah beberapa suku yang ada di Papua. Masih banyak suku lainnya yang masih jarang diketahui.