Hai teman-teman? Sudah pernahkah kamu mendengar mengenai suku Baduy? Suku yang satu ini cukup misterius bukan?
Jadi, suku Baduy ini merupakan suku yang berasal dari Provinsi Banten, tepat nya di kampung Baduy yang berada di tanah Sunda.
Pada umumnya mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam, namun ada nih teman-teman, satu suku yang masih menganut kepercayaan nenek moyang mereka yang terdahulu. Yup, mereka adalah suku Baduy.
Suku Baduy khusus nya pada Baduy suku pedalaman masih kental dengan kepercayaan nenek moyang nya sejak dahulu.
Sebagian masyarakat Baduy pedalaman menganut aliran Sunda Wiwitan. Jadi, apa itu Sunda Wiwitan?
Mungkin banyak diantara kalian yang masih tidak familiar dengan kepercayaan yang satu ini. Hal tersebut wajar-wajar saja, karena memang pada umumnya yang kepercayaan diakuki di Indonesia ada 6, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Dan sebenarnya Sunda Wiwitan tidak terlalu diketahui oleh masyarakat luas. Maka dari ini pembahasan kali ini akan sangat menarik, bukan?
Agama Suku Baduy
Sunda Wiwitan
Jadi, kepercayaan yang sati ini merupakan salah satu aliran dimana pengikut nya sangat mempercayai adanya kekuatan alam dan arwah leluhur yang pada umumnya sering dikenal dengan aliran animisme dan dinamisme.
Pada dasar nya Sunda Wiwitan berasal dari kata “Wiwitan” yang artinya adalah awalan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sunda Wiwitan merupakan “agama” yang diyakini dan dianut oleh sebagian besar masyarakan Sunda pada masa lampau.
Namun disamping itu, Sunda Wiwitan juga tak lepas dari konsep monoteisme karena terdapat kekuasaan tertinggi yakni Sang Hyang Kersa yang disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut kepecayaan Sunda Wiwitan, terdapat tiga alam sebagaimana disebutkan dalam pantun mengenai mitologi orang Kanekes:
1. Buana Nyungcung, dipercaya sebagai tempat bersemayam Sang Hyang Kersa, yang letaknya paling atas.
2. Buana Panca Tengah, dipercaya sebagai tempat berdiam manusia dan makhluk lainnya, letaknya di tengah.
3. Buana Larang, dipercaya sebagai neraka, letaknya paling bawah.
Kepercayaan ini secara umum tidak jauh beda dengan kepercayaan lainnya yaitu mempunyai konsep surga, bumi, dan juga neraka.
Sistem ibadah suku yang satu ini adalah ibadah perilaku. Selain ibadah perilaku, ternyata suku Baduy juga menjalani puasa selama 3 bulan lamanya di mana dalam sehari mereka tidak makan dan minum selama hampir 24 jam.
Warga Baduy akan berpuasa mulai dari jam 6 sore dan berbuka jam 4 sore keesokan harinya. Lalu jam 6 sudah puasa lagi. Warga Baduy sambil berdoa meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar negara ini diberikan rasa aman, damai, dan sejahtera.
Biasa nya suku Baduy akan menjalani puasa pada saat Kawalu. Selama tradisi perayaan Kawalu, warga Baduy akan berdoa dengan khusyuk. Untuk itu, para wisatawan dilarang memasuki kawasan Baduy Dalam yang tersebar di Kampung Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik.
Biasanya perayaan ini akan diadakan di awal tahun sekitar Februari hingga April. Nah, disarankan buat kalian yang ingin berpariwisata ke tempat ini jangan dibulan-bulan tersebut ya.
Pada umumnya kepercayaan ini sudah berakulturasi dengan agama Hindu dan juga Islam. Hindu terlihat dalam dewa-dewa yang dipuja. Sementara Islam masuk melalui ritual puasa dan kawalu yang mirip dengan Lebaran.
Nah itu dia sekilas mengenai agama yang dianut oleh suku Baduy. Semoga pembahasan kita kali ini dapat menambah wawasan kalian ya. Terimakasih sudah mengenjungi blog ini.