Asal dan Adat Istiadat Suku Asmat

Suku Asmat adalah salah satu suku di Indonesia yang berada di Papua dan dibagi menjadi dua populasi, yakni yang tinggal di pesisir pantai dan di bagian pedalaman. Perbedaan yang paling nyata dari keduanya adalah di dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Suku ini terkenal dengan kerajinan tangannya berupa ukiran kayu yang unik.

Asal Suku Asmat

Nama Asmat sudah dikenal dunia sejak tahun 1904. Suku Asmat mempercayai bahwa mereka berasal dari Fumeripits (Sang Pencipta). Konon katanya, Fumeripits terdampar di sebuah pantai dengan keadaan sekarat dan tidak sadarkan diri.

Namun, sebuah keajaiban terjadi. Nyawanya diselamatkan oleh sekelompok burung hingga dia kembali pulih. Fumeripits hidup sendiri di pulau tersebut. karena merasa kesepian, dia justru membangun rumah panjang yang diisinya dengan patung-patung kayu hasil karyanya.

Karena masih dirundung kesepian, ia kembali menciptakan sebuah alat musik yang sampai saat ini dikenal dengan nama tifa. Tifa tersebut ditabuhnya setiap hari. Sebuah kejadian mistis terjadi, tiba-tiba semua patung hasil karyanya bergerak mengikuti irama tabuhan tifa miliknya.

Tidak sampai disitu saja, keajaiban masih terus terjadi. Patung-patung yanga tadinya menari mengikuti alunan musik tifa kini berubah, menjelma menjadi wujud manusia. Dan mereka masih tetap menari mengikuti irama tabuhan tifa.

Disetiap daerah yang dikunjunginya di pulau tersebut, dia kembali membangun rumah panjang serta menciptakan ukiran kayu dan menciptakan manusia-manusia baru yang kini dikenal sebagai suku / orang-orang Asmat.


Adat Istiadat Suku Asmat

Sebelum Misionaris masuk membawa ajaran baru dan mengenalkan agama, awalnya suku Asmat menganut kepercayaan Animisme. Namun saat ini perkembangan agama sudah semakin nampak. Hal ini terbukti dari banyaknya masyarakat Asmat yang menganut agama Kristen Protestan, Katolik dan bahkan Islam.

Suku Asmat adalah suku yang bisa dikatakan sama dengan suku lainnya yang ada di Tanah Air, yang memiliki Adat Istiadat yang wajib diikuti, dipatuhi semua masyarakatnya. Berikut beberapa adat istiadat yang bisa kita temui di suku ini.


1. Perihal Kehamilan

Selama kehamilan, sang calon ibu akan terus menjaga jabang bayinya hingga lahir dengan selamt dengan bantuan ibu kandung atau ibu mertua.


2. Perihal Kelahiran

Suku Asmat akan membuat upacara selamatan sederhana ketika si bayi telah lahir atau beberapa hari setelah kelahirannya dengan acara pemotongan tali pusar menggunakan Sembilu, alat yang terbuat dari bambu yang ditajamkan.

Dan si ibu diwajibkan memberikan ASI kepada anaknya hingga berusia 2 atau 3 tahun.


3. Pernikahan

Di dalam adat istiadat suku Asmat, pernikahan yang bisa dilaksanakan jika calon mempelai telah menginjak usia 17 tahun. Pernikahan suku ini terlaksana jika telah mencapai kesepakatan diantara kedua keluarga calon mempelai dan serangkaian tes uji keberanian yang telah dipercayai mereka sejak nenek moyang.

Mas kawin yang berlaku di suku ini adalah piring antik yang berdasarkan pada nilai uang kesepakatan kapal perahu Johnson. Apabila terdapat kekurangan dalam penafsiran harga perahu Johnson, maka pihak calon mempelai pria harus melunasinya.

Selama belum melunasi, pihak pria tidak diizinkan melakukan tindakan aniaya meskipun sudah tinggal dalam satu atap.


4. Kematian

Adat istiadat yang terakhir adalah tentang kematian. Jika yang meninggal adalah kepala suku atau kepala adat, maka jasadnya disimpan dalam bentuk mumi yang kemudian dipajang didepan joglo suku Asmat.

Namun jika yang meninggal hanyalah masyarakat biasa, jasadnya harus dikubur. Selama proses pemakaman, suku Asmat akan bernyanyi menggunakan bahasa Asmat dan kemudian memotong ruas jari tangan anggota keluarga yang masih hidup.


Itulah informasi seputar suku Asmat yang berlokasi di Papua. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu tentang suku-suku yang ada di Indonesia. Sampai ketemu di pembahasan berikutnya.