Suku Mandailing
Suku Mandailing atau lazim juga disebut Batak Mandailing adalah salah satu suku yang ada di Asia Tenggara. Suku ini lebih banyak ditemui di bagian utara pulau Sumatera, Indonesia dan bagian dari Batak. Mereka pernah berada di bawah pengaruh Kaum Padri dari Minangkabau di Tanah Datar. Hasilnya, suku ini dipengaruhi oleh budaya Islam. Suku ini juga tersebar di Malaysia, tepatnya di Selangor dan Perak. Suku ini juga memiliki keterkaitan dengan Suku Batak Angkola.
Sejarah Suku mandiling
Suku Mandailing, bersamaan dengan suku Batak lainnya, bermigrasi ke selatan sebelum kedatangan Portugis dan Belanda di Sumatra.
Mandailing adalah salah satu sub kelompok dari suku bangsa Batak yang daerah asalnya termasuk dalam Provinsi Sumatera Utara. Orang Mandailing punya daerah asal yang lebih khusus, yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten Tapanuli Selatan terbagi atas 20 kecamatan, yaitu kecamatan Barumun, Barumun Tengah, Batangangkola, Batangnatal, Batangtoru, Dolok, Kotanopan, Muarasipongi, Natal Padangbolak, Padang Sidempuan Barat, Padan Sidempuan Selatan, Padang Sidempuan Timur, Padang Sidempuan Utara, Panyabungan, Sampatdolokhole, Siabu, Sipirok, Sosa, Sosopan.
Kepercayaan (Agama)
Mayoritas suku Batak Mandailing beragama Islam, karena pengaruh Kaum Padri yang berasal dari Minangkabau, bahkan Mandailing merupakan satu diantara dua subsuku Batak yang mayoritas beragama Islam.
Namun, ada juga sebagian orang Mandailing yang beragama Kristen, bahkan penyebaran Kekristenan di Mandailing lebih dahulu dilakukan daripada di Toba. Ajaran Kristen di Mandailing pertama tepatnya berada di Pakantan yang dibawa oleh penginjil dari Swiss dan Rusia pada tahun 1821, itulah sebabnya gereja tertua di Tapanuli terletak di Pakantan, yaitu Huta Bargot.
Orang Kristen Mandailing saat ini hanya sekitar 1%, dan hampir semua Mandailing Kristen bersinode di GKPA, yang bersamaan dengan suku Batak Angkola yang beragama Kristen, karena Angkola dan Mandailing juga memiliki beberapa persamaan yang memungkinkan orang-orang Angkola dan Mandailing Kristen berada dibawah sinode Gereja yang sama.
Fakta Unik Suku Batak Mandailing yang Jarang Diketahui
1. Termasuk Rumpun Budaya Batak
Suku Mandailing secara umum termasuk dalam rumpun budaya Batak. Dahulunya di Sumatera Utara hanya ada suku Batak saja yang berdiam. Tapi kemudian, sebelum abad ke-18, masuklah kaum Paderi dari Minangkabau ke Sumut, tepatnya ke daerah Natal dan Padang Lawas.
Nah, sejak itu budaya Minang dan agama Islam yang dibawa oleh kaum tersebut berbaur dengan budaya Batak setempat. Lantas kemudian menghasilkan subetnis baru, salah satunya Mandailing.
2. Pentingnya Sebuah Marga
Marga sangat penting bagi orang Batak. Termasuk bagi orang Batak Mandailing tentunya. Saking pentingnya, setiap kali berkenalan dengan orang Baru sesama Batak biasanya mereka akan menanyakan marga.
Bagi orang Batak haram hukumnya untuk menikah dengan satu marga atau silsilah. Karena itu di Batak ada tradisi Martarombo, yakni semacam obrolan yang tujuannya untuk menelusuri asal muasal marga.
3. Tuhor
Dalam hubungannya dengan pernikahan, orang Batak mengenal istilah Tuhor. Yakni semacam uang yang digunakan untuk mas kawin. Uang Tuhor nantinya akan digunakan pihak laki-laki untuk mempersunting perempuan, membeli kebaya calon mempelai perempuan, biaya pernikahan dan kebutuhan lainnya sesuai kesepakatan keluarga.
Nilai Tuhor ini bergantung pada tingkat pendidikan si perempuan. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin tinggi pula niai Tuhor yang harus diberikan pihak laki-laki.
4. Tak Akan Menikah Sebelum Mapan
Nah, kalau yang ini berlaku untuk Suku Batak secara keseluruhan. Ya, orang Batak dikenal dengan prinsip hidupnya yang kuat. Salah satu yang mereka pegang teguh adalah prinsip soal kemapanan hidup. Sebelum menikah, orang Batak diharuskan untuk hidup mapan dulu. Baik laki-laki ataupun perempuan.